Minggu, 13 November 2011

tips diet sehat


Gemuk merupakan hal yang wajar, akan tetapi seseorang yang mempunyai masalah akan kegemukan tersebut biasanya minder dengan penampilan tubuhnya yang gemuk. Sebetulnya jika kita menjaga pola makan dan selalu hidup sehat dengan berolah raga mungkin kegemukan tidak akan melanda kita. Seringkali orang-orang mengacuhkan pola makannya atau terlalu banyak makan cemilan dan bermalas-malasan tersebut sehingga berdampak pada kegemukan.
Namun ada juga seseorang gemuk dikarenakan oleh faktor keturunan. Untuk mengatasi kegemukan akibat faktor keturunan tersebut mungkin akan sulit melangsingkan tubuhnya. Sebab dalam hal ini bukan disebabkan dari pola hidup dan pola makannya akan tetapi cenderung karena keturunan dari orang tuanya yang mempunyai masalah kegemukan. Untuk itu kami akan berikan beberapa tips mengenai cara melangsingkan badan tersebut :
- Pola makan
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah pola makan. Pola makan yang sehat dan berimbang akan berdampak baik untuk tubuh anda. Walaupun anda saat ini diet bukan berarti anda harus berpuasa juga. Melainkan gantilah menu makanan anda yang dengan sayur-sayuran dan jangan sekli-sekali makan makanan yang mengandung lemak banyak. Usahakan untuk menghilangkan kebiasaan anda yang terlalu sering mengemil. Sebab snack atau makanan yang cepat saji biasanya mengandung banyak lemak.
Tips dari kami minumlah air putih satu gelas sebelum makan. Sebab dengan mngawali minum satu gelas sebelum makan akan membantu mengurangi porsi makan anda. Selain itu gantilah menu makanan anda dengan sup yang terbuat dari sayuran, sebab dalam penelitian menunjukkan sup sayuran lebih manjur mengurangi lemak yang ada di tubuh. Dan hindari pula makanan yang mengandung kadar gula banyak.
- Olahraga
Olahraga yang teratur akan membantu membakar lemak yang ada di tubuh kita. Untuk itu usahakan olah raga setiap hari namun juga jangan sampai kecapaikan. Sesuaikan dengan kondisi anda, jika memang saatnya istirahat anda juga harus istirahat. Sebab jika olahraga yang berlebihan malah tidak bik bagi tubuh anda. Jangan lupa anda juga harus perhatikan olahraga yang tepat bagi anda. Maksudnya jika terdapat lemak di bagian paha olahraga yang tepat adalah olah raga yang sering menggerakkan kaki, seperti lari-lari atau yang lainnya.

Selasa, 08 November 2011

Osteoporosis

Osteoporosis merupakan masalah kesehatan dunia. Hal ini dikarenakan, meskipun prevalensi osteoporosis tertinggi diderita oleh wanita usia lanjut, namun berdasarkan penelitian ditemukan bahwa prevalensi kejadian osteoporosis pada pria meningkat dibandingkan sebelumnya. Selain itu, diketahui bahwa osteoporosis kini diderita pada kelompok usia yang lebih muda (Anonim 2002).


Osteoporosis mencuri kekuatan mineral dari tulang tanpa disadari, meninggalkan lubang-lubang besar di dalam struktur sarang lebah dari bagian dalam atau bagian trabekular. Tulang pun menjadi lemah dan rapuh, mudah patah jika terkena sedikit benturan, dan hal ini sama sekali tidak disadari. Oleh sebab itu, penyakit ini dikenal juga sebagai silent epidemic (Soekidjo 2003).


Osteoporosis kini telah menjadi salah satu penyebab penderitaan dan cacat pada kaum lanjut usia. Bila tidak ditangani, osteoporosis dapat mengakibatkan patah tulang, cacat tubuh, bahkan timbul komplikasi hingga terjadi kematian. Risiko patah tulang bertambah dengan meningkatnya usia. Pada usia 80 tahun, satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria berisiko mengalami patah tulang panggul atau belakang. Sementara, mulai usia 50 tahun kemungkinan mengalami patah tulang bagi wanita adalah 40%, sedangkan pada pria 13% (Nancy 2003).


Catatan pada tahun 2003 di Amerika, patah tulang belakang setiap tahun mencapai 1.200.000 kasus. Ini jauh melebihi jumlah serangan jantung (410.000), stroke (371.000), dan kanker payudara (239.300). bahkan dikatakan bahwa tiap 20 detik, osteoporosis menimbulkan patah tulang (Nancy 2003).


Berdasarkan data dari Third National Health and Nutrition Examination Survey yang mencakup pengukuran densitas mineral tulang pada pinggul, 20% wanita dan 5% pria berusia 50 tahun ke atas di Amerika Serikat menderita osteoporosis. Kira-kira 250.000 kasus patah tulang pinggul terjadi setiap tahunannya. Dari data disimpulkan bahwa pria dan wanita yang mengalami patah tulang memiliki tingkat mortalitas tinggi, sedangkan yang berhasil sembih setelah dirawat memiliki risiko cacat jangka panjang (Siswono 2004).


Pada tahun 2006, berdasarkan analisis data dan risiko osteoporosis yang dilakukan Departemen kesehatan RI bersama PT. Fonterra Brands Indonesia, prevalensi osteoporosis di Indonesia saat ini telah mencapai 41,75%. Artinya, setiap 2 dari 5 penduduk Indonesia memiliki risiko untuk terkena osteoporosis. Hal ini lebih tinggi dari prevalensi dunia yang hanya 1 dari 3 berisiko osteoporosis (Nancy 2003).